Oleh: Ida Saridewi., Mahasiswa Magister Farmasi STIFAR YAPHAR Semarang
Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di daerah tropis dengan berbagai keuntungan di dalamnya termasuk keanekaragaman flora atau tumbuhan/tanaman. Keanekaragaman flora di Indonesia menyebabkan melimpahnya sumber daya alam (SDA) yang dapat diperoleh dan dimanfaatkan. SDA dapat berupa sumber makanan pokok, sumber makanan pendamping maupun sumber daya alam lain yang terkait dengan tumbuhan termasuk obat-obatan.
Sejak zaman nenek moyang bangsa Indonesia, beberapa tumbuhan/tanaman dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai keluhan penyakit yang diderita anggota masyarakat. Pemanfaatan tumbuhan atau tanaman tersebut sudah menjadi kebiasaan dan ilmu otodidak dari beberapa anggota masyarakat. Obat-obatan yang berasal dari tanaman tersebut biasanya diambil mulai dari akar, batang, daun, biji bahkan bunga dan buahnya. Pengolahan bahan yang didapatkan pun sangat beragam, yaitu ditumbuk, ditelan mentah, dikeringkan dan berbagai cara lain yang memaksimalkan manfaat dari tumbuhan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan tumbuhan maupun tanaman sebagai obat-obatan oleh masyarakat semakin tinggi dan lambat laun dikenal dengan obat tradisional dan herbal. Djojosugito (1985) yang dikutip oleh Sudardi (2002:14), menyatakan bahwa pengobatan tradisional menyangkut dua hal yakni: obat atau ramuan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Definisi pengobatan tradisional sendiri adalah pengobatan yang secara turun temurun digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit tertentu dan dapat diperoleh secara bebas. Akan tetapi, di kalangan masyarakat Indonesia obat tradisional atau herbal cenderung asing dan tidak dikenal istilahnya meskipun banyak dijumpai pemanfaatannya. Masyarakat Indonesia identik memanfaatkan tanaman maupun tumbuhann tersebut dalam bentuk ramuan tradisional yang berupa jamu. Jamu adalah minuman tradisional khas Indonesia yang terkenal karena khasiat kesehatannya. Minuman ini digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit. Jamu disiapkan dari beragam jenis bahan, memanfaatkan kekayaan tumbuhan herbal yang melimpah di Indonesia. Tiap daerah memiliki varian jamu yang unik, disesuaikan dengan jenis tanaman herbal yang tumbuh di wilayah tersebut. Potensi ini yang menjadikan bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa yang ke depan mampu menjadikan jamu sebagai sektor utama dalam pengobatan herbal komplementer.
Meskipun potensi jamu sebagai pengobatan herbal komplementer sangat besar, namun masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah standarisasi produk jamu. Untuk memastikan kualitas dan keamanan, perlu ada aturan yang ketat dalam produksi jamu. Selain itu, pendidikan tentang penggunaan jamu yang benar juga sangat penting.
Namun, dengan perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah yang terus berlanjut, jamu memiliki peluang besar untuk menjadi pilihan pengobatan yang sah dan efektif dalam pengobatan komplementer di Indonesia. Banyak penelitian ilmiah yang telah mengkonfirmasi manfaat jamu, dan hal ini bisa menjadi dasar untuk mendukung pengembangan lebih lanjut.
Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan jamu sebagai pengobatan herbal komplementer yang efektif. Keanekaragaman tumbuhan obat, sejarah panjang, dan manfaat yang terbukti ilmiah menjadikan jamu sebagai salah satu aset berharga dalam dunia pengobatan. Dengan pengaturan yang tepat dan penelitian yang berkelanjutan, jamu dapat menjadi pilihan yang lebih aman dan alami dalam menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai masalah kesehatan di Indonesia.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Potensi Jamu Sebagai Pengobatan Herbal Komplementer di Indonesia, https://jateng.tribunnews.com/2023/10/27/potensi-jamu-sebagai-pengobatan-herbal-komplementer-di-indonesia.
uickly synergize cutting-edge scenarios and professional results. Assertively deliver cross-media results before client-centric results. Uniquely initiate intuitive communities through process-centric internal or "organic" sources. Energistically reinvent distinctive value via parallel services extensive paradigms cross-unit manufactured products.